Perang
salib menjadi perang panjang antara kaum muslimin dan orang-orang nasrani. Pada
awalnya, perang ini adalah perang agama antara Islam dan Kristen. Namun seiring
berjalannya waktu, perang ini tidak lagi hanya berlandaskan agama. Saat
kemenangan Shalahuddin Al-Ayyubi pada perang salib kedua, Shalahuddin berhasil
merebut wilayah Jerusalem dari tangan pasukan Salib. Berita mengenai jatuhnya wilayah Jerusalem ke tangan pasukan
Muslimin telah menyebar di daratan Eropa. Peristiwa ini kemudian memicu
berkobarnya perang salib III yang
berlangsung pada 1189 sampai 1192.
Saat raja Henry II meninggal dunia pada tahun
1189, kepemimpinan pasukan Inggris digantikan oleh Richard I, yang dikenal
dengan julukan “Richard the Lion Heart”. Maka dari itu, Perang Salib III menjadi kisah tentang dua
tokoh sejarah besar, yakni Shalahuddin Al-Ayyubi dan Richard The Lionheart. Selain
menjadi perang berdarah antara umat islam dan Kristen, perang ini juga menjadi kisah
persahabatan terselubung antara Richard The
Lionheart sang pemimpin Pasukan Salib dan Shalahuddin Al Ayyubi sang pemimpin
Muslimin.
Persahabatan antara Richard dan Shalahuddin
sudah mulai terjalin saat Richard menyamar untuk mencari informasi. Richard memasuki Jerusalem dengan menyamar dan
makan malam bersama Shalahuddin, mereka benar-benar saling bersikap ramah.
Dalam rangkaian perbincangan, Richard bertanya kepada Sultan tentang bagaimana
pandangannya mengenai Raja Inggris. Shalahuddin menjawab bahwa Richard lebih
mengunggulinya dalam sifat keberaniannya sebagai seorang ksatria, tapi
terkadang dia cenderung menyia-nyiakan sifatnya ini dengan terlalu gegabah
dalam pertempuran. Sedangkan menurut Richard, Shalahuddin terlalu moderat dalam
memperkuat nilai-nilai keksatriaan, bahkan dalam pertempuran.
Namun
karena Paus Gregorius VIII
mengeluarkan seruan terkenalnya yang disebut Bull Audita Tremendi, orang-orang
Di seluruh Eropa sangat tersentuh akan maklumat Paus tersebut. Banyak yang tertarik
untuk bergabung mengabdikan diri sebagai bagian dari Tentara Salib karena
jaminan penebusan dosa yang ada dalam Bull Audita Tremendi. Selain itu, perang
salib itu merupakan aliansi dari negara-negara eropa yang membuat Richard
secara terang-terangan berdamai dengan umat muslim. Hal itu membuat perang
salib III harus terjadi, persahabatan Shalahuddin dan Richard kemudian
dilakukan secara tersembunyi.
Diceritakan pada masa perang Salib itu, ada
seseorang yang cukup berpengaruh di pasukan Muslim. Tidak diketahui namanya,
namun seseorang ini berusaha melakukan pemberontakan untuk menghancurkan
Salahuddin. Orang ini berupaya melakukan negosiasi dengan Richard yang saat itu
tengah mengepung benteng kaum muslimin. Dia ingin memberikan informasi tentang
kelemahan benteng yang dijaga oleh kaum muslimin. Sebagai imbalannya, dia
meminta agar dia tidak dibunuh jika kaum nasrani memenangkan peperangan. Namun
sebelum dia berbicara tentang kelemahan benteng kaum muslimin, Richard lalu
memenggal kepalanya kemudian mengirimkannya disertai sepucuk surat kepada
Shalahuddin. Shalahuddin kemudian menerima kepala pengkhianat dan sepucuk surat
yang berbunyi “Aku tidak ingin orang ini mengacaukan permainan kecil kita”.
Pertempuran antara Shalahuddin dan Richard
berulang kali terjadi, terkadang dimenangkan oleh kaum muslimin dan
kadang-kadang oleh kaum nasrani. Namun pada suatu ketika, saat kedua kubu telah
saling berperang, Richard
melihat gelagat pergerakan pedang Shalahuddin yang lain dari biasanya. Pada
saat itu pedang sang pemimpin Muslim tumpul lantaran belum diasah. Tanpa
basa-basi Richard menyuruh pasukannya untuk berhenti dan memberikan waktu
sehari bagi Shalahuddin untuk mengasah pedangnya. Pertempuran hari itupun
akhirnya ditunda, dan kedua kubu kembali ke kamp masing-masing dan berperang
kembali dikeesokan harinya.
Pada saat akhir perang salib III, yaitu
pertempuran Jaffa pada tahun 1992. Richard memutuskan untuk memimpin sendiri
perang terhadap pasukan Muslim. Kala itu ia memimpin kavaleri tombak, pasukan
berkuda elit pasukan Salib. Menghadapi pasukan Muslim Richard benar-benar
sangat maksimal. Shalahuddin menyerang dengan kavalerinya, namun Richard
menangkis mereka dengan tombak dan tembakan anak panah.
Kemudian Richard melakukan serangan balasan,
semua ini terjadi dengan disaksikan oleh Shalahuddin. Hingga akhirnya terlihat
sekali jika Richard kelelahan, dan kudanya saat itu sudah terluka. Sehingga kudanya
tersebut seperti sudah tidak bisa dipaksa untuk bergerak lincah. Shalahuddin
kemudian menyuruh pasukan berkudanya untuk menyerahkan dua ekor kuda yang masih
segar kepada Richard.
Pertempuran
Jaffa, yang terakhir dari perang salib ketiga berakhir imbang. Shalahuddin
mundur ke Jerusalem, meninggalkan Richard yang terserang demam karena
kelelahan. Pada akhirnya, bukan kemenangan atau kekalahan yang mengakhiri
perang Salib III, tetapi kelelahan belaka. Pertempuran ini berakhir dengan
perjanjian damai antara kedua kubu. Richard yang jatuh sakit dan pasukannya
yang kelelahan menyetujui perjanjian tersebut. Saat sedang sakit itu,
Shalahuddin mengirimkan dokter terbaik untuk mengobati Richard. Shalahuddin
juga mengirimkan buah persik dan pir serta minuman sedingin es dari perbekalan
saljunya dari Gunung Hermon.
Pada
2 september 1192, Richard menandatangani perjanjian Jaffa mengakhiri perang
salib III, dan pada hari berikutnya Shalahuddin menandatangani perjanjian
tersebut. Perang salib III akhirnya benar-benar selesai kala itu. Sekelompok
kecil tentara salib melakukan kunjungan terakhir ke Jerusalem dimana
Shalahuddin menerima mereka dan mengobrol dengan riang. Atas permintaan uskup,
Shalahuddin mengizinkan empat orang wali gereja untuk melayani kebutuhan para
peziarah Kristen di Jerusalem, Betlehem, dan Nazareth.
Itulah
kisah persahabatan yang terjalin pada perang salib III antara Shalahuddin
Al-Ayyubi dan Richard the Lion Heart. Meskipun mereka berdua sangat dekat dan saling menghormati, tapi dalam
perang keduanya benar-benar maksimal. Bahkan keduanya berperang secara adil tanpa adanya
kecurangan. Hal itu menyebabkan perang salib III menjadi perang tanpa dendam
dan berakhir dengan perdamaian. Bahkan terjadi pernikahan monumental dengan Baitul Maqdis
(Yerusalem) sebagai hadiah pernikahan. Saudara perempuan Richard The Lionheart
dinikahkan dengan saudara Saladin, Malik al Adil. Peristiwa ini mengakhiri
pertikaian antara Islam dan Kristen waktu itu.
Sumber
Referensi : boombastis.com
guru gembul channel
Shalahuddin Al-Ayyubi, John Man
0 komentar:
Posting Komentar