Indonesia
adalah negara yang terdiri dari banyak pulau, mulai dari sabang hingga merauke.
Banyaknya suku dan Bahasa yang ada di Indonesia, membuat Indonesia termasuk ke
dalam salah satu negara dengan penduduk terbanyak. Setelah mengalami perjalanan
panjang dalam perjuangan melawan penjajahan, Indonesia akhirnya merdeka dari
penjajahan pada tahun 1945. Kumandang kemerdekaan membuat Indonesia resmi
berdiri menjadi sebuah negara. Sebelum memakai nama Indonesia, saat itu
Indonesia memiliki nama hindia Belanda. Hindia Belanda tidak lagi dipakai sejak
pendudukan Jepang pada tahun 1942. Lantas, kapankah nama Indonesia mulai
dicetuskan dan siapakah yang mempopulerkan nama Indonesia hingga dapat menjadi
sebuah negara.
Nama Indonesia berasal
dari berbagai rangkaian sejarah yang puncaknya terjadi di pertengahan abad
ke-19. Catatan masa lalu menyebut kepulauan di
antara Indocina dan Australia memiliki beragam nama.
Orang-orang bangsa Tionghoa menyebut kawasan ini
sebagai Nan-hai (Kepulauan Laut Selatan). Berbagai catatan kuno
bangsa India menamai kepulauan
ini Dwipantara ("Kepulauan Tanah Seberang"), nama yang
diturunkan dari kata dalam bahasa Sanskerta dwipa (pulau)
dan antara (luar, seberang). Nama
"Indonesia" berasal dari dua kata Yunani yaitu, Indus yang
berarti "India" dan kata Nesos yang berarti
pulau/kepulauan, maka "Indo-nesia" berarti "kepulauan
India".
Bangsa
Arab menyebut wilayah kepulauan itu sebagai Jaza'ir al-Jawi (Kepulauan Jawa).
Nama Latin untuk kemenyan, benzoe, berasal dari
nama bahasa Arab, luban jawi ("kemenyan Jawa"),
sebab para pedagang Arab memperoleh kemenyan dari batang pohon Styrax
sumatrana yang dahulu hanya tumbuh di Sumatra. Sampai hari ini jemaah
haji kita masih sering dipanggil "orang Jawa" oleh orang Arab,
termasuk untuk orang Indonesia dari luar Jawa sekali pun. Dalam bahasa Arab
juga dikenal nama-nama Samathrah (Sumatra), Sholibis (Pulau
Sulawesi), dan Sundah (Sunda) yang disebut kulluh Jawi ("semuanya
Jawa").
Bangsa-bangsa
Eropa yang pertama kali datang beranggapan bahwa Asia hanya terdiri dari orang
Arab, Persia, India, dan Tiongkok. Bagi mereka, daerah yang
terbentang luas antara Persia dan Tiongkok semuanya adalah Hindia. Jazirah Asia Selatan mereka
sebut "Hindia Muka" dan daratan Asia Tenggara dinamai
"Hindia Belakang", sementara kepulauan ini memperoleh nama Kepulauan Hindia (Indische
Archipel, Indian Archipelago, l'Archipel Indien)
atau Hindia Timur (Oost
Indie, East Indies, Indes Orientales).
Nama lain
yang kelak juga dipakai adalah "Kepulauan
Melayu" (Maleische Archipel, Malay Archipelago, l'Archipel
Malais). Unit politik yang berada di bawah jajahan Belanda memiliki nama
resmi Nederlandsch-Indie (Hindia Belanda). Hindia Belanda
dipakai untuk membedakan antara India yang dijajah oleh Inggris dan Indonesia
yang dijajah oleh Belanda. Sedangkan pada pendudukan Jepang tahun 1942-1945 memakai
istilah To-Indo (Hindia
Timur) untuk menyebut wilayah taklukannya di kepulauan ini.
Bila ditelusuri lebih jauh, sejarah mengenai asal mula Negara
ini memakai nama Indonesia tercantum dalam judul artikel “Tentang Nama
Indonesia” di buku “Mohammad Hatta: Politik, Kebangsaan, Ekonomi (1927-1977).
Diawali oleh Pemerintahan Kerajaan Belanda yang memakai nama Nederlandsch-Indie
atau Hinda-Belanda untuk Indonesia semasa penjajahan. Nama “Indonesia”
pertamakali muncul di tahun 1850, di sebuah majalah ilmiah tahunan, Journal of
the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA), yang terbit di Singapura.
Pramoedya Ananta Toer, dalam buku Sedjarah Modern
Indonesia yang diterbitkan di kalangan terbatas pada tahun 1964, menyebutkan
nama Logan sebagai pencetus pertama istilah Indonesia. Pramoedya melihat Logan
sebagai etnolog yang mencetuskan istilah Indonesia. Sebenarnya ada dua orang
yang 'terlibat' mencetuskan nama Indonesia. Pertama adalah George Samuel
Windsor Earl, dan James Richardson Logan.
Saat itu, nama Indonesia
yang masih memakai nama Hindia, sering tertukar dengan nama tempat lain. Karena
itu, keduanya berpikir, daerah jajahan Belanda ini perlu diberi nama
tersendiri.
Earl adalah orang yang menulis sebuah artikel dalam
jurnal "The Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia" Vol.
IV pada 1850. Di halaman 71 jurnal itu, Earl menulis "the Malayunesian
branch of this race". Di bawah halaman ditambahkan oleh dia catatan yang
menjelaskan istilah itu. Dia mengusulkan nama baru bagi penduduk kepulauan
Hindia dengan nama "Indu-nesians" atau "Malayu-nesians". Earl sendiri lebih suka dengan istilah
"Malayu-nesians", karena menurutnya istilah itu lebih memberikan
penghargaan pada orang-orang Melayu yang telah menjelajah seluruh kepulauan
sebelum orang-orang Eropa. Sedangkan Logan berpendapat sedikit berbeda.
Logan yang menjadi kepala redaksi majalah itu yang juga rekan
Earl, lebih memilih atau lebih suka dengan istilah Indonesia yang lebih
praktis. Dia lebih memilih "Indonesia" sebuah istilah geografi untuk
membedakan dengan wilayah kepulauan ini dengan wilayah lain. Praktis, menurutnya karena lebih singkat
ketimbang istilah panjangnya "Indian Archipelago". Di halaman 254
jurnal itu, Logan memilih Indonesia sebagai nama wilayah kepulauan, dan
penduduknya menjadi orang-orang Indonesia.
Penjelasan Logan adalah bagian dari uraian dia untuk
menjelaskan wilayah keseluruhan "wilayah Hindia" atau "the whole
Indian Region". Menurut Logan, wilayah ini adalah wilayah bagian daratan
yang dibagi dua oleh Teluk Benggala. Di
bagian timur yang juga mendapat pengaruh dari India juga bagian dari
keseluruhan wilayah ini. Oleh karena itulah, Logan mengusulkan nama India,
Ultraindia, atau Transindia dan Indonesia. Jika digambarkan pada saat ini
wilayah India bisa diartikan wilayah antara Pakistan dan India Utara, kemudian
India Selatan beserta kepulauan di sekitarnya, dan Asia Tenggara.
Nama Indonesia lalu dipopulerkan oleh etnolog Jerman,
Adolf Bastian melalui bukunya, Indonesien Oder Die Inseln Des Malayischen
Archipels dan Die Volkev des Ostl Asien (1884). Pada tahun 1924, pemakaian nama
Indonesia dimulai dengan terbitnya koran Indonesia Merdeka milik Perhimpunan
Indonesia. Kemudian penggunaan secara nasional bersama-sama terucap dalam ikrar
Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 hingga akhirnya menjadi Negara resmi bernama
Indonesia melalui Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Eduard Douwes Dekker (1820-1887), yang dikenal dengan
nama samaran Multatuli, juga pernah memakai nama yang spesifik
untuk menyebutkan kepulauan Indonesia, yaitu "Insulinde", yang artinya juga "Kepulauan Hindia"
(dalam bahasa Latin "insula" berarti pulau). Nama
"Insulinde" ini selanjutnya kurang populer, walau pernah menjadi nama
surat kabar dan organisasi pergerakan di awal abad ke-20.
Itulah
asal mula bangsa kita menggunakan Indonesia sebagai sebuah nama negara yang
baru dibentu. Selain Hindia Belanda dan
Indonesia, Sejarah juga mencatat Indonesia memiliki nama lain seperti the Malay
Archipelago, Insulinde, Nusantara, dan The emerald of Equator (Zamrud
Khatulistiwa). Dari nama-nama tersebut, Indonesia lebih cocok jika menggunakan
kata Nusantara. Karena Nusantara tercatat dalam literatur berbahasa Jawa
Pertengahan (abad ke-12 hingga ke-16) yang digunakan untuk menyebut pulau-pulau di luar Majapahit
(Jawa). Menurut kalian, nama apa
yang paling cocok untuk menggambarkan bangsa Indonesia.
Sumber referensi :
id.wikipedia.org
indonesiabaik.id
inews.id
liputan6.com
p2kp.stiki.ac.id
republika.co.id
0 komentar:
Posting Komentar