Saat itu, Chili
adalah salah satu produsen utama kokain yang memasok kokain ke Amerika Serikat.
Namun pada tahun 1973, Augusto Pinochet menggulingkan
dan mengakhiri pemerintahan sipil Presiden Salvador Allende.
Pinochet yang berkuasa sebagai diktator di Chili
kemudian memberangus semua produksi kokain di negaranya. Karena perintahnya,
sekitar 33 lokasi ditutup dan sekitar 350 orang pengedar ditangkap. Pada waktu
yang sama, permintaan pasokan kokain justru makin meningkat di Amerika Serikat.
Di tengah situasi itulah Pablo Escobar mengambil kesempatan untuk menjadi
pemasok kokain di Negeri Paman
Sam.
Sosoknya sangat
kontroversial, Selain sebagai bandar narkotik, namanya terkenal di tengah
masyarakat miskin Kolombia bahkan menganggapnya sebagai pahlawan. Pablo Emilio Escobar Gaviria lahir pada 1
Desember 1949 di sebuah pedesaan bernama Rionegro. Ibunya adalah seorang guru
sekolah dasar, dan ayahnya adalah seorang petani. Di masa remaja, Escobar
menjadi penjual rokok ilegal, pencuri kendaraan bermotor, hingga penjual tiket
lotre palsu.
Pada tahun
1970an, kota Medellin mulai menjadi tempat para sindikat kejahatan terorganisir
yang menghasilkan banyak uang dari penyelundupan berbagai jenis barang termasuk
narkotika. Narkotika di kota Medellin saat itu belum menjadi barang utama dan
umum di Kolombia. Karena sebelum tahun 1973 Chili masih menjadi pemasok kokain,
sedangkan Kolombia berperan sebagai penghubung ke Amerika Serikat. Produksi
kokain baru beralih ke Medellin pada tahun 1973, setelah Jenderal Augusto
Pinochet menguasai Chili. Ia mengakhiri bisnis kokain di Chili dan para
penyelundup Kolombia mengambil alih produksi kokain ke Kolombia khususnya
Medellin.
Melimpahnya daun
koka di hutan-hutan Kolombia, membuat Kartel Medellin bisa meningkatkan
produksi kokain dengan cepat. Pablo Escobar yang ikut ambil bagian, langsung
melejit sejak terjun ke bisnis kokain. Escobar mulai mendistribusikan bubuk kokain sendiri,
serta membangun rute penyelundupan pertama ke Amerika Serikat pada tahun 1975. Beberapa tahun kemudian, Escobar yang menguasai kartel
Medellin ini telah mampu mengirimkan 70 hingga 80 ton kokain per bulan dan
jumlahnya semakin berlipat ganda. Kekayaannya
terus berlipat, Kartelnya bisa meraup 420 juta dollar AS per minggu atau 22
miliar dollar AS per tahunnya.
Perjanjian
ekstradisi kemudian ditandatangani pada tahun 1982, bahwa setiap orang Kolombia
yang terbukti melanggar hukum Amerika Serikat bisa ditangkap dan diproses
secara hukum di Amerika Serikat. Melihat potensi bahaya bagi bisnisnya, Escobar
mengajukan diri menjadi anggota parlemen Kolombia dan terpilih pada 14 Maret
1982. Escobar berusaha masuk ke parlemen untuk menghapus perjanjian ekstradisi.
Setelah terpilih, Escobar mulai membangun fasilitas yang dibutuhkan masyarakat
seperti rumah ibadah, klinik, fasilitas olahraga, dan infrastruktur di pemukiman
penduduk. Pekerjaan barunya itu membuat Escobar menjadi dekat dengan masyarakat
miskin yang secara langsung merasakan manfaatnya. Akan tetapi, bagi pemerintah
Kolombia dan AS, Escobar tetaplah gembong kokain yang harus ditangkap.
Laporan dari
Boston Globe menyebut 600 polisi meregang nyawa di tangan anak buah Escobar.
Belum lagi keterlibatannya dalam pembunuhan calon presiden Luis Carlos Galan
yang difavoritkan menang dalam pemilu Kolombia tahun 1990 dan serangkaian aksi
lainnya. Galan adalah masalah besar bagi Escobar karena misi utamanya
memberantas perdagangan narkotika. Dalam kampanye, Galan bahkan berani
menjanjikan untuk mengembalikan perjanjian ekstradisi jika menjadi presiden.
Namun dalam sebuah kampanye publik pada 18 Agustus 1989, ia ditembak mati. Escobar juga disebut-sebut turut
mendukung gerakan kelompok gerilyawan sayap kiri Kolombia bernama M-19 saat
menyerbu Mahkamah Agung sebagai jawaban atas konstitusi perjanjian ekstradisi
dengan Amerika Serikat dan membunuh setengah dari seluruh hakim.
Escobar akhirnya
semakin banyak melakukan pembunuhan dan penculikan terhadap para penegak hukum
yang menolaknya. Pada tahun 1987 anak buah Escobar telah meledakkan sekitar
3000 mobil dengan bom, sekitar 22 ribu orang terbunuh dalam rangkaian insiden
itu. Mahkamah Agung Kolombia tidak berdaya dan akhirnya mencabut perjanjian
ekstradisi dengan AS.
Pablo Escobar
semakin besar lewat penjualan kokain karena ia juga menyuap para jajaran
pejabat, hakim, dan politisi. Ia juga turut terlibat dalam kematian ratusan
orang termasuk warga sipil, polisi dan pejabat negara. Tingkat pembunuhan di Kolombia
meningkat karena Escobar yang menggelontorkan uang kepada pembunuh bayaran
untuk menumpas polisi. Selain dengan pemerintah, Salah satu rivalitas dengan
kartel lain di dalam negeri juga kian meruncing. Baku tembak antarkartel kian
kerap terjadi dan menimbulkan banyak korban jiwa. Jumlah pembunuhan tiap tahun
naik dan Kolombia sempat tercatat sebagai negara dengan jumlah pembunuhan
terbanyak di dunia.
Pada pertengahan
tahun 1991, operasi pemerintah Kolombia terhadap Escobar semakin serius. Dengan
dibantu Amerika Serikat di bawah pasukan khusus, memaksa raja kokain dunia ini
menyerah dengan negosiasi. Ia akan menyerahkan diri namun di penjara yang
didesainnya sendiri di dataran tinggi dekat Medellin. Penjara itu bernama La
Caterdal yang bergelimang fasilitas
mewah. Dibanding penjara, La Catedral lebih cocok disebut sebagai tempat
hiburan karena penuh kemewahan. Escobar menyerahkan diri adalah untuk
menghindari penjara di Amerika.
Pada pertengahan
1992, pemerintah Kolombia mendapati bukti bahwa Escobar masih menjalankan
bisnis kokain di balik jerujinya. Presiden langsung berencana memindahkan
Escobar ke penjara umum. Presiden Gaviria memerintahkan tentara pimpinan
Jenderal Gustavo Padro Ariza untuk memindahkan Escobar dari La Catedral. Sebanyak
4000 tentara dikerahkan untuk mengepung penjara pribadi Escobar tersebut pada
22 Juli 1992. Sandoval yang difungsikan sebagai negosiator justru disandera
oleh pasukan pribadi Escobar yang bersenjata lengkap. Penyanderaan Sandoval yang juga Wakil Menteri Kehakiman
Kolombia menyulut perintah Jenderal Ariza untuk menyerbu La Catedral. Sebanyak 250
pasukan elit, 4 helikopter, dan 7 anjing pelacak menerobos masuk dan berhasil melumpuhkan
pasukan Escobar, namun Raja Kokain itu berhasil melarikan diri lewat terowongan
rahasia.
Dilaporkan Los
Angeles Times, kelompok ini bernama Los Pepes yang melakukan serangan ke
anggota kartel Medellin dengan serangan berdarah dan membabi buta. Belasan dan
bahkan lebih rekan Escobar yang meliputi pengacara dan kerabat ikut terbunuh.
Dan sejumlah besar properti dari kartel Medellin dihancurkan. Setelah Escobar melarikan diri, Presiden Gaviria mengeluarkan
perintah untuk menangkap Raja Kokain itu hidup atau mati. Tak ada lagi
negosiasi, walaupun saat itu muncul kekhawatiran baru soal teror bom dari
Escobar.
Pelarian Escobar
berlangsung selama 16 bulan hingga akhirnya tempat persembunyiannya tercium
kepolisian dan pasukan elit Kolombia yang dibantu Drugs Enforcement Administration (DEA),
badan antinarkotika Amerika Serikat. Di bawah pimpinan Brigadir Hugo Martinez,
tim tersebut mengawasi dan melacak transmisi telepon radio dan menemukannya
bersembunyi di Los Olivio, sebuah kampung kelas menengah di Medellin. Baku
tembak terjadi saat pasukan mengepung tempat persembunyiannya yang berisi
Escobar dan pengawal pribadinya Alvaro de Jesus Agudelo.
Dalam kronologi
penangkapan yang dirilis U.S Drug Enforcement Administration, kedua buronan ini
berusaha melarikan diri dengan berjalan di atap rumah, di saat itulah keduanya
ditembak polisi Kolombia. Dilaporkan Escobar mengalami luka tembakan di kaki
dan tubuh bagian atas, dan yang paling fatal adalah tembakan di telinga.
Kontroversi yang meliputi penembakan mati Escobar adalah tidak ada yang
mengetahui secara pasti siapa yang melepaskan tembakan hingga tepat di
telinganya atau proses itu dilakukan setelah ia terjatuh. Beberapa kerabat
Escobar percaya ia mengakhiri hidupnya sendiri dengan menembakkan diri tepat di
telinga karena anak istrinya di sandera. Dalam buku Kenneth Robert berjudul
Zero Hour: Killing of the Cocaine King memuat keterangan dari saudara Pablito,
Roberto Escobar dan Fernando Sánchez Arellano yang menyebut bahwa raja kokain
pernah mengutarakan bahwa ia akan menembak dirinya sendiri melalui telinga.
Tanggal 2
Desember 1993, menjadi akhir hidup raja kokain dunia asal Rionegro yang pada pada
masa hidupnya memasok 80 persen kokain dunia, dan menyelundupkan 15 ton ke
Amerika Serikat. Escobar telah menjadi ikon layaknya sosok Robin Hood bagi
warga Medellin terutamanya kaum miskin kota banyak yang meratapi kematiannya.
Buku Virginia Vallejo berjudul Loving Pablo Hating Escobar menyebut
pemakamannya dihadiri oleh 25.000 orang.
Itulah peristiwa kematian seorang
gembong narkotika yang merupakan raja kokain di Kolombia. Ia berhasil menyuap
banyak politisi, polisi, dan orang-orang penting di Kolombia sehingga mampu
menjalankan bisnisnya. Pendapatannya dari kokain
yang mencapai angka 420 juta dolar per minggu, membuat majalah Forbes
memasukkan nama Pablo Escobar dalam daftar orang terkaya di dunia. bahkan ia
masuk daftar orang terkaya selama 7 tahun berturut-turut. Escobar sering
membagi-bagikan uang ke masyarakat miskin agar mendapat dukungan memperkuat
bisnisnya. Namun karena bisnisnya adalah sebuah kejahatan, maka ia tidak bisa
tenang menjalankannya. Walaupun ia banyak menyuap pejabat negara, namun jeratan
hukum akan selalu membayanginya.
Sumber Referensi : id.wikipedia.org
internasional.kompas.com
tirto.id
voi.id
0 komentar:
Posting Komentar