Holocaust adalah peristiwa pembantaian
orang-orang Yahudi oleh Jerman yang membunuh sekitar enam juta orang yahudi.
Kata holocaust pernah dituliskan dalam media amerika ketika pembantaian orang-orang Turki Utsmani
di Armenia pada 10 september 1895. Lalu media amerika serikat Kembali
memunculkan kata holocaust ketika terjadinya pembantaian orang-orang yahudi
yang dilakukan oleh jerman. Penyebab
pembantaian jutaan orang tersebut tentu bukan hanya karena suatu hal sepele.
Jika hanya karena satu atau dua hal, orang tentu Jerman tidak akan membunuh
semua orang yahudi yang mereka temui.
Peristiwa Holocaust bermula ketika Adolf Hitler menjadi orang nomor satu
di jerman. indikasi
kebencian awal Hitler kepada Yahudi disebabkan oleh kematian janggal sang ibu
di tangan seorang dokter Yahudi. Namun belum diketahui bagaimana
penyebab meninggalnya ibu Hitler oleh dokter Yahudi tersebut. Hitler pada awalnya tidak menciptakan kebencian
terhadap orang Yahudi. Dia hanya memanfaatkan ide-ide antisemitisme yang telah
ada sejak lama. Antisemitisme adalah prasangka lama dan
tersebar luas yang telah terwujud dalam berbagai bentuk sepanjang sejarah. Di
Eropa, antisemitisme berasal dari zaman kuno.
Pada Abad Pertengahan
(500-1400), prasangka terhadap orang Yahudi terutama didasarkan pada
kepercayaan dan pemikiran Kristen awal, khususnya mitos bahwa orang Yahudi
bertanggung jawab atas kematian Yesus. Kecurigaan dan diskriminasi yang berakar
pada prasangka agama berlanjut di Eropa modern awal (1400–1800). Pada saat itu,
para pemimpin di sebagian besar wilayah Eropa Kristen mengucilkan orang-orang
Yahudi dari sebagian besar aspek kehidupan ekonomi, sosial, dan politik.
Pengucilan ini
berkontribusi pada stereotip bahwa orang Yahudi merupakan orang luar. Ketika
Eropa menjadi semakin sekuler, banyak tempat mencabut sebagian
besar pembatasan legal terhadap orang Yahudi. Namun, hal ini tidak berarti
akhir dari antisemitisme. Selain antisemitisme agama, jenis antisemitisme
lainnya juga terjadi di Eropa pada abad ke-18 dan ke-19. Bentuk-bentuk
baru ini meliputi antisemitisme ekonomi, nasionalis, dan rasial.
Pada abad ke-19, para
pendukung antisemitisme mengklaim bahwa kaum Yahudi bertanggung jawab atas
banyak penyakit sosial dan politik dalam masyarakat industri modern. Teori ras,
eugenika, dan Darwinisme Sosial secara keliru membenarkan kebencian ini.
Prasangka Nazi terhadap orang-orang Yahudi memanfaatkan semua unsur ini,
terutama antisemitisme rasial. Antisemitisme rasial adalah gagasan bahwa kaum
Yahudi adalah ras yang terpisah dan inferior.
Partai Nazi
mempromosikan bentuk antisemitisme rasial yang sangat mematikan. Antisemitisme
merupakan orientasi pandangan dunia berbasis ras bagi Partai Nazi. Nazi
meyakini bahwa dunia dibagi menjadi ras-ras yang berbeda dan bahwa beberapa ras
adalah lebih unggul dari ras yang lain. Mereka menganggap orang Jerman sebagai
anggota ras “Arya” yang unggul. Mereka menegaskan bahwa
"Arya" terkunci dalam perjuangan untuk eksistensi dengan ras lain
yang lebih rendah. Lebih lanjut, Nazi meyakini bahwa apa yang disebut sebagai
"ras Yahudi" adalah ras yang paling rendah dan berbahaya dari
semuanya. Menurut Nazi, orang-orang Yahudi adalah ancaman yang perlu
disingkirkan dari masyarakat Jerman. Jika tidak, Nazi bersikeras bahwa
"ras Yahudi" akan secara permanen merusak dan menghancurkan rakyat
Jerman. Definisi Yahudi berdasarkan ras menurut Nazi mencakup banyak orang yang
menganggap dirinya sebagai orang Kristen atau tidak mempraktikkan
Yudaisme.
Hitler sejak kecil mendapatkan doktrin tentang
Yahudi adalah orang jahat. Keyakinan Hitler akan hal tersebut juga semakin
bertambah ketika dirinya mengalami banyak pengalaman buruk yang berhubungan
dengan orang-orang Yahudi. Seorang sejarawan Jerman bernama Ralf-George
Reuth berargumen, bahwa kebencian sang diktator Jerman tersebut disebabkan
karena ada pengaruh Revolusi Rusia dan keterpurukan ekonomi Jerman akibat kaum
Yahudi. Campur tangan orang-orang Yahudi
dalam Revolusi Rusia yang dipimpin Lenin menambah kebencian Adolf Hitler
terhadap orang-orang Yahudi.
Kebencian Hitler semakin memuncak. Selama Perang Dunia
Pertama (1914-1918), Hitler adalah seorang prajurit di tentara Jerman. Pada
akhir perang, dia dan banyak tentara Jerman lainnya, tidak bisa melupakan
kekalahan Kekaisaran Jerman. Komando tentara Jerman menyebarkan mitos bahwa
tentara tidak kalah perang di medan perang, tetapi karena mereka telah
dikhianati. Tentara Jerman kalah karena "tikaman dari belakang".
Penghianatan itu dilakukan oleh Yahudi dengan cara memindahkan aset-aset Jerman
ke Inggris.
Hitler percaya pada mitos itu, bahwa Yahudi dan komunis
telah mengkhianati negara. Dengan menyalahkan orang-orang Yahudi atas kekalahan
tersebut, Hitler menciptakan musuh stereotipe. Buku The Jew in the Army yang
terbit tahun 1919 membuat data tentang tentara Yahudi di Jerman yang justru
menjadi parasite dalam armada Jerman. Buku ini menjadi referensi anti yahudi
dan Hitler juga menggunakannya.
Dalam buku Mein Kampf dikatakan bahwa, Orang-orang
Yahudi yang pertama memasuki Jerman pada masa invasi Roma sebagai pedagang. Orang-orang
yahudi tidak menutupi jati diri mereka sebagai orang Yahudi karena di Jerman
saat itu menerima dengan baik orang-orang asing. Yahudi ikut serta dalam hal
perekonomian, bukan sebagai produsen, namun hanya sebagai perantara. Setelah
melewati ribuan tahun sebagai perantara, orang-orang Yahudi menjadi berkuasa
pada bidang ini dan mulai memonopolinya. Orang-orang Yahudi mulai meminjamkan
uang dengan Bunga yang sangat tinggi. Orang-orang Yahudi adalah bangsa yang
memperkenalkan system pembayaran bunga pada Jerman.
Orang-orang Yahudi secara perlahan mulai membangun
negara dalam negara. Orang-orang Yahudi semakin mendominasi perekonomian, semua
transaksi keuangan adalah milik mereka. Perekonomian dan perdagangan sepenuhnya
telah dimonopoli oleh orang Yahudi. Orang-orang Yahudi semakin memperlihatkan
kekurang ajaran mereka. Tirani bangsa Yahudi tidak dapat lagi diterima oleh
masyarakat dan mulai memberontak terhadap control bangsa Yahudi. Hal ini membentuk semacam jurang pemisah
antara Yahudi dan bangsa lain.
Bangsa Yahudi yang memiliki kekayaan mulai menyuap dari
pengadilan hingga pemerintahan untuk mengambil hati dan mengamankan diri. Pada
saat kekuasaan raja-raja dan pangeran-pangeran meningkat, mereka mulai
mendekatinya. Mereka memohon kekuatan-kekuatan hukum dan hak-hak istimewa
tentunya dengan bayaran yang setimpal. Permintaan itupun akhirnya dipenuhi dan
Yahudi memiliki hak istimewa. Secara tidak sadar karena keputusan ini para
pangeran dengan tidak sadar mempersiapkan kejatuhan mereka. Keberadaan
orang-orang yahudi yang menurut Hitler seperti lintah yang terus menghisap
orang ini dan tidak mungkin dilepaskan semakin memupuk kebencian tersebut.
Pada 1920-an dan awal 1930-an, negara yang kalah masih
dalam krisis ekonomi besar. Menurut Nazy, mengusir orang-orang Yahudi adalah
solusi dari masalah di Jerman. Pesan politik ini dan janji untuk membuat Jerman kuat
secara ekonomi kembali memenangkan pemilihan umum Hitler pada tahun 1932. Pada
perang dunia kedua, Jerman berusaha menyelesaikan masalah-masalah yang ada di
timur seperti gagasan para pendahulunya. Namun, saat itu masalah-masalah
ditimur jauh lebih kuat karena berada di bawah kekuasaan Uni Soviet. Gagasan
untuk memulai penyerangan dari timur digagas oleh pendahulu mereka ketika
pemerintahan Otto Von Bismarck.
Dulu, ketika Jerman dipersatukan oleh Otto Von Bismarck
para pejabat militernya membuat gagasan bahwa Jerman pasti akan diserang oleh
bangsa-bangsa disekitarnya. Namun tidak mungkin serangan terjadi dari selatan
karena di selatan terdapat pegunungan alpen yang susah ditembus dan Austria
yang menjadi sekutu lama Jerman. Maka mereka menyelesaikan dulu masalah-masalah
yang ada di timur kemudian memfokuskan kekuatan militer di sebelah barat. Pada
perang dunia 1 jerman melakukan hal yang sama, gagasan itu relatf berhasil
tetapi dalam kepercayaan mereka, mereka dikhianati oleh orang-rang Yahudi yang
menyebabkan kekalahan mereka.
Hitler tetap menyerang ke arah timur tetapi hanya
sampai Polandia, lalu membuat kesepakatan dengan Uni Soviet. Kesepakatan itu
adalah untuk tidak saling serang karena Jerman akan menyerang Prancis dan
Inggris dahulu. Jika Uni Soviet menyerang Jerman maka sekutu Jerman yaitu
Jepang akan menyerang Uni Soviet. Polandia yang kala itu adalah negara Eropa
yang menampung orang yahudi paling banyak sekitar tiga juta orang Yahudi.
Jerman sukses menyerang Polandia, maka Hitler dikatakan “killing two birds with
one stone”—berhasil mendapatkan dua kesuksesan dalam sekali bertindak: berhasil
meraih Lebensraum dan sukses mewujudkan cita-cita etnosentrisme.
Selama perburuan orang-orang Yahudi di Polandia, ribuan
orang Polandia membantu orang Yahudi menyelamatkan diri. Akibatnya, orang
Polandia yang membantu Yahudi di eksekusi oleh jerman. Jerman lalu melakukan
pencarian orang-orang Yahudi di daerah sekitarnya seperti Denmark, Skandanavia,
Ukraina, dan Belarus. Orang-orang Yahudi yang ditemukan akhirnya di bantai
disana. Cara yang dilakukan adalah membunuh setiap orang yahudi yang ditemukan
dan adapula dibantai dengan cara dikumpulkan lalu dibunuh secara masal. Siapapun
yang berdarah Yahudi akan dibunuh baik itu anak-anak, dewasa, atapun orang tua.
Mereka tidak peduli dengan agama yang dianut oleh orang Yahudi, mereka membunuh
orang-orang yang berasal dari suku Yahudi walaupun dia beragama Kristen atau agama
lain.
Dari kejadian Holocasut, ada Sebagian orang yang tidak
percaya dengan Holocaust termasuk politisi-politisi dan sejarawan. Landasan
berpikir mereka adalah tidak bisa dipungkiri Hitler sangat membenci Yahudi
tetapi disisi lain Hitler adalah pemimpin militer yang hebat. Dalam keadaan
perang, Hitler tidak mungkin memiliki waktu, tenaga, pikiran, dan biaya untuk
melakukan penyisiran, pencarian , mengidentifikasi kemudian melakukan
pembantaian sistematis terhadap orang-orang yahudi. Karena sangat sulit untuk memisahkan
lalu menangkap dan mengirimnya ke tempat pembantaian. Sedangkan dalam perang
dunia seorang jenderal Perang harus memikirkan bagaimana melawan negara-negara
lain daripada fokus membantai orang-orang Yahudi yang tidak dapat melawan kala
itu. Hitler kala itu harus menghadapi 23 negara dengan kekuatan tempur lengkap.
Jika kita berbicara dengan data maka kita akan
terbentur dengan masalah bahwa tidak ada dokumen dalam nazi jerman yang
diketahui berkaitan dengan Holocaust. Padahal kala itu ketika Hitler mati bunuh
diri dan para petingginya ditangkap, semua berkas-berkas dan dokumen nazy
diambil. Dokumen tentang pembantaian memang ada, tetapi dilakukan terhadap
lawan-lawan yang membahayakan nazy jerman di daerah jajahannya.
Memang teori ini dapat dipatahkan dengan alasan
Holocaust adalah sesuatu yang harus dirahasiakan dan tidak boleh dicatat. Namun
yang jadi permasalahan bukan tentang ada atau tidaknya Holocaust itu. Yang jadi
permasalahannya adalah kepercayaan tentang Holocaust itu berdasarkan kepada Sentimen
atau pengetahuan. Pada keadaan sekarang
yang berkaitan dengan Yahudi atau suatu suku tertentu biasanya berdasarkan
sentimental. Tentang pro atau kontra terhadap peristiwa Holocaust seharusnya
berdasarkan rasa kemanusiaan. Karena percaya atau tidaknya tentang Holocaust
tidak ada hubungannya dengan politik. Jika dasarnya adalah rasa kemanusian,
maka jika ada suatu kaum yang membantai kaum lainnya kita harus menentangnya.
Karena rasa kemanusiaan tidak memandang suatu kaum.
Saat ini, masalah Holocaust banyak digunakan sebagai
kepentingan politik tertentu. Di eropa terdapat setidaknya terdapat 16 negara
yang menyatakan anti terhadap antisemitisme. Dimana setiap orang harus percaya
kepada kejadian Holocaust. Di italia sendiri terdapat undang-undang untuk
mengkriminalisasi orang-orang yang menyangkal peristiwa Holocaust yang
menyebabkannya harus dipenjara selama 2-6 tahun. Orang-orang yang menyangkal
adanya Holocaust akan dikucilkan. Bahkan orang yang berpose seperti Adolf
Hitler akan langsung di cap sebagai orang yang menyangkal adanya Holocaust.
Sumber Referensi :
encyclopedia.ushmm.org
guru gembul Channel
kompas.com
Mein Kampf Edisi lengkap (Adolf Hitler)
suara.com
wikipedia.org
0 komentar:
Posting Komentar