Saat ini banyak sejarah tentang islam yang diputarbalikan faktanya oleh pandangan sekuler barat.
Para orang-orang barat tentu tidak ingin islam kembali bangkit, maka dari itu
sejarah yang buruk dibuat seolah-olah baik oleh mereka. Demikian pula dengan
sejarah Mustafa Kemal yang mereka tuliskan sebagai pembaharu Negara turki
dengan sebutan ataturk yang berarti bapak bangsa Turki. Mereka berupaya
meyakinkan orang-orang bahwa Mustafa Kemal adalah seseorang yang tepat dengan
julukannya. Selain Ataturk, Mustafa Kemal juga diberikan julukan Ghazi yang
artinya panglima perang yang gagah dan tanpa tanding serta disebut-sebut
sebagai khalidnya Turki. Namun benarkah demikian? Semua karena dia kala itu
masih memakai topengnya sehingga di anggap pahlawan. Semua berubah ketika ia
mulai menampakkan wajah aslinya.
Sejarah Singkat
Karir Mustafa Kemal
Mustafa Kemal lahir pada tanggal 19
mei 1881 di kota Salanik ( kota Yahudi) daerah Macedonia
yang berpenduduk sekitar 140.000 jiwa. Delapan puluh ribu di antaranya
adalah orang-orang Yahudi Espana, dan dua puluh ribu lainnya lagi adalah
orang-orang Yahudi Al-Dunama yang merupakan kaum Yahudi yang berpura-pura masuk
Islam. Secara resmi Mustafa Kamal adalah anak Ali Ridha. Sedangkan ibunya
bernama Zubaidah. Cerita lain mengatakan Zubaidah (ibu Mustafa Kemal) hamil
dari hasil perzinahannya dengan seorang pria bernama Abdumusin Agha. Hal
ini dikarenakan Perkawinan Ali ridha sendiri dengan Zubaidah merupakan
perkawinan yang sangat kontras. Hal ini disebabkan perbedaan usia kedua
pasangan tersebut mencapai dua puluh tahunan.(
perjuanganislami.blogspot.com)
Di masa kecil, Mustafa Kamal sangat
dibenci dan dikucilkan teman-temannya. Di sekolah, ia sering bertengkar dengan
teman dan gurunya. Ia merasa senang manakala dapat menyakiti seseorang yang
lebih lemah darinya. Mustafa Kemal banyak bersandar pada teman-temannya para
pendeta Macedonia yang sengaja ”menangkapnya”. Para pendeta Macedonia inilah
yang mengajarkan dasar-dasar bahasa Perancis bersama seorang teman Mustafa dari
Macedonia yang bernama Fethi. Ia bersama temannya ini kemudian menjadi tokoh
yang radikal untuk menentang sultan. Pada usia 14 tahun, Mustafa Kemal pindah
ke sebuah akademi di Monastir. Mustafa Kemal senang berkunjung ke tempat-tempat
hiburan Eropa. Dimana para wanita tidak mengenakan cadar, menyanyi, berdansa,
dan duduk di meja bersama laki-laki dan Mustafa Kemal senang minum-minuman
keras.
Pada tahun 1893, Mustafa Kemal masuk
ke sekolah militer di kota Salanik. Setelah empat tahun dia lulus dari sekolah
ketentaraan tingkat menengah di Monester, yakni di kota Balkan. Kota di mana
fitnah bergolak dengan hebatnya menentang sistem kekhilafahan. Lulus dari
Monester tahun 1899. kemudian Mustafa Kemal
dikirim ke Akademi Militer Istambul. Lulus dari akademi tersebut tahun
1902. Mustafa Kemal melanjutkan pendidikan di Akademi Staf Komando Militer,
lulus tahun 1905. Mustafa Kemal bergabung dengan perkumpulan mahasiswa
nasionalis, yang dikenal sebagai Vatan (yang artinya Tanah Air) kemudian dia
diangkat menjadi pemimpin. Para anggotanya menganggap dirinya kelompok
revolusioner yang menentang pemerintahan Sultan Abdul Hamid II. Anggotanya
bersumpah melengserkan sultan dan menggantinya dengan sistem pemerintahan Barat
dengan konstitusi dan parlemen, menghancurkan otoritas para ulama, menghapus
jilbab dan kerudung, serta mendeklarasikan kesetaraan gender. Mustafa diundang
untuk menghadiri salah satu pertemuan di sebagian rumah-rumah orang Yahudi yang
memiliki kewarganegaraan Italia dan organisasi-organisasi Freemasonry Italia. Turki
Muda menjadikan perlindungan yang diberikan kepada Yahudi ini sebagai tameng. Tahun
1908 M Kaum nasionalis sekuler Turki Muda melakukan revolusi. Kala itu Sultan
Abdul Hamid II menentang konstitusi 1876 yang sekuler dan selalu menyerukan
kembali ke Syari’at Islam.
Kebencian rakyat kepada khalifah
semakin memuncak dengan adanya berita-berita di media, di mana khalifah
menyatakan halalnya darah Mushfata Kemal sebab dia dianggap sebagai pemberontak
dan pembangkang. Pada tanggal 26 April 1909 M Turki Muda yang berkomplot dengan
Syaikhul Islam, Mohammad Dia’ uddin Afandi, berhasil memberhentikan Sultan
Abdul Hamid II, seorang khalifah yang saleh dan lembut. Sejak saat
itu Khilafah Utsmaniyah dikuasai kaum nasionalis Turki. Setelah pemberhentian
Sultan Abdul Hamid II banyak orang mulai menulis buku yang memfitnah dan
menyerang Sultan Abdul Hamid II. Mereka memfitnah Sultan Abdul Hamid II sebagai
orang yang menjadikan Daulah Utsmani tenggelam semakin dalam dan menampilkan
Turki Muda sebagai pahlawan. Setelah Sultan Abdul Hamid II diberhentikan, tahun
1909 M Sultan Muhammad Risyad menggantikannya sebagai Khalifah Turki
Utsmani. Namun pemerintahannya sebenarnya sudah tidak berarti karena paham
sekulerisme kala itu telah masuk ke dalam pemerintahan Turki Utsmaniyah.
Karir Mustafa Kemal terus menanjak,
setelah berhasil memenangkan salah satu peperangan di Ghalipuli, sampai
akhirnya ia diangkat sebagai panglima pasukan di Palestina.. Di kota Al-Quds,
Mustafa Kemal mengadakan perjanjian dengan Allenby, panglima pasukan
Inggris. Pihak Inggris telah bersepakat dengan Mustafa kemal supaya ia menarik
pasukannya dari Palestina dan memberi kesempatan kepada Allenby untuk masuk
bersama pasukannya. Dengan demikian pasukan Allenby dapat memukul pasukan Turki
ke-4 dengan pukulan yang mematikan. akibat pengkhianatan ini, Mustafa kemal,
menjadikan kehancuran bagi kekuatan Turki untuk selama-lamanya. Untuk
mengakhiri Khilafah Utsmani hingga ke akar-akarnya Barat membuat skenario busuk
namun licin. Mereka akan melahirkan seorang pahlawan boneka yang bisa dijadikan
partner pasukan sekutu dan orang itu adalah Mustafa Kemal. Hubungan antara
intelijen Inggris dan Kemal dilakukan melalui perantaraan seorang intelijen
bernama Amstrong yang memiliki hubungan dekat dengan Kemal.
Di akhir Perang Dunia I Mustafa Kemal memimpin pasukan pertahanan Turki melawan Pasukan Sekutu Eropa dan Yunani yang menguasai Izmir. Mustafa Kemal mendengungkan spirit Jihad di Turki, mengangkat al-Qur`an dan membuat orang-orang Inggris menarik diri tanpa terjadi bentrokan senjata apa pun. Tentunya semua adalah rencana orang barat agar Mustafa Kemal tampil sebagai pahlawan bangsa Turki yang tengah dilanda keputusasaan. Dunia Islam menyambutnya dengan penuh antusias dan memberinya gelar ”ghazi” (panglima perang yang gagah dan tanpa tanding) tanpa menyadari bahwa Mustafa Kemal sesungguhnya adalah penghianat. Hingga tahun 1919 M Mustafa Kemal masih bersandiwara. Untuk menutupi kebenciannya kepada Islam dan untuk meraih simpati rakyat Khilafah. Ketika dia berhasil menang atas Yunani di Ankara, ia berbicara di hadapan publik, ”Sesungguhnya semua rencana akan diambil tidak dimaksudkan kecuali untuk melindungi kesultanan dan khilafah serta pembebasan sultan dan negeri ini dari perbudakan orang-orang asing.” Dengan kedudukannya yang semakin populer, kebiasaannya berzina dan minum-minuman keras tidak pernah hilang malah semakin parah.
Membuka Topeng Sandiwara
Pada bulan April 1920 Mustafa Kemal membentuk dan memimpin Majelis Nasional Agung Turki yang berpusat di Ankara. Tahun 1922 kaum nasionalis sekuler Turki makin merajela. Sultan Mehmet VI Vahdettin (Wahiduddin) dijatuhkan. Kelompok nasionalis ini membuat kekuasaan Khalifah ditiadakan pada tanggal 1 November 1922. Mulailah Mustafa Kemal menampakkan kebenciannya kepada Islam secara perlahan-lahan. Pada tanggal 19 November 1922 melalui Majelis Nasional Turki di Ankara, Mustafa Kemal mengangkat Abdul Majid II menjadi Khalifah menggantikan Muhammad Wahiduddin yang melarikan diri. Sultan Abdul Majid ini sebenarnya hanya khalifah boneka yang sama sekali tidak memiliki kekuasaaan apa-apa. Pada tanggal 29 Oktober 1923 kaum nasionalis sekuler Turki memproklamirkan berdirinya Republik Turki dengan Mustafa Kemal sebagai presidennya. (voa-islam.com)
Mustafa
Kemal menyatakan tegas bahwa ia akan menghancurkan puing reruntuhan Islam dalam
kehidupan bangsa Turki. Hanya dengan mengeliminasi segala hal berbau Islam,
Turki bisa ‘maju’ menjadi bangsa modern yang dihormati. Tanpa ragu Kemal
menyerang Islam dan pilarnya karena dia telah berdiri dipuncak kekuasaan. Tahun
1340 H/ 1923 M Mustafa Kemal menandatangani perjanjian dengan negara-negara
Barat yang dikenal dengan nama Perjanjian Luzan (Lausane). Perjanjian itu
mewajibkan Turki menerima beberapa syarat yang dikenal dengan nama syarat
Karzun (Curzon) yang empat. Karzun adalah ketua delegasi Inggris dalam
pertemuan Luzan. Empat syarat itu:
1. Pemutusan Turki dari semua hal yang berhubungan dengan Islam.
- Penghapusan Khilafah Islam untuk selama-lamanya.
- Mengeluarkan Khalifah dan para
pendukung Khilafah dan Islam dari negeri Turki serta mengambil harta
khalifah.
- Mengadopsi undang-undang sipil
sebagai pengganti undang-undang Turki yang lama.
Tanggal
3 Maret 1924 Mustafa Kemal pun memulai proses penjagalan Khilafah yang tanpa
daya. Mustafa Kemal berusaha membungkam suara penentangnya dengan mengancam
dengan hukuman mati bagi para pengkritik pendapatnya. Mustafa Kemal mengusulkan
pada Majelis Nasional proyek pembubaran khilafah yang dia sebut sebagai ”bisul
sejak Abad Pertengahan” untuk selamanya dan mendirikan negara Turki sekuler.
Keputusan mencakup pembuangan Khalifah pada hari berikutnya ke Swiss sehingga
membuat sistem khilafah pun hilang.
Kebijakan yang Menyudutkan Islam
Tahun 1925 M/ 1344 H masjid-masjid ditutup dan pemerintah menghancurkan semua gerakan keagamaan dengan segala kebengisannya. Selama berkuasa, Mustafa Kamal memperlihatkan watak seorang Yahudi asli yang sangat membenci agama. Kekacauan akhirnya meledak pada 1926, ketika suku Kurdi gunung melancarkan pemberontakan bersenjata melawan rezim Kemalis. Mustafa Kemal tak buang waktu. Seluruh suku Kurdistan di Turki dibinasakan dengan bengis, desa dibakar, ternak dan hasil panen dihancurkan, perempuan dan anak-anak diperkosa dan dibantai. 46 kepala suku Kurdi digantung di depan umum. Dan terakhir, mengeksekusi Syekh Said, pemimpin suku Kurdi. Dia menghancurkan seluruh kehidupan beragama di Turki dan menggantinya dengan paham sekuler. Mustafa Kamal Ataturk merupakan seorang Mason dari Lodge Nidana. Dia juga melarang adzan menggunakan bahasa Arab dan hanya diperbolehkan berbahasa Turki. Ketika Mustafa Kemal melewati suatu masjid yang masih mempergunakan adzan dengan bahasa Arab, seketika itu juga dirinya merobohkan masjid itu.
Cerita yang lain mengatakan, ketika Mustafa mewajibkan
setiap orang Turki memakai topi Barat yang kala itu di Turki lazim dianggap
sebagai simbol kekafiran, maka barangsiapa yang tidak mau menuruti perintahnya
memakai topi, orang itu akan dihukum gantung. Hasilnya, banyak lelaki Turki
yang digantung di tiang-tiang gantungan yang sengaja dibuat di
lapangan-lapangan kantor pemerintahannya.(eramuslim.com)
Pada
tahun 1926/ 1345 M Syariah Islam diganti dengan hukum sipil yang diadopsi dari
hukum Swiss. Tahun itu juga Penanggalan Hijriyah diganti dengan penanggalan
masehi sehingga angka tahun 1345 H dihapus di seluruh Turki dan diganti dengan
1926 M. Tahun 1928 M/ 1347 H Teks undang-undang menghapus Turki sebagai
pemerintahan Islam. Teks sumpah yang diucapkan para pejabat pemerintah
saat dilantik yang sebelumnya bersumpah dengan nama Allah diganti dengan hanya
mengucapkan ”Dengan kehormatan mereka, mereka akan menunaikan kewajiban.” Pada
Tanggal 1 November 1928 dibuat UU tentang pengambilan dan penerapan alfabet
(Latin) serta pelarangan tulisan Arab.
Tahun
1929 M/ 1348 H. Pemerintah mulai mewajibkan secara paksa untuk menggunakan
huruf-huruf latin dalam penulisan bahasa Turki sebagai ganti huruf Arab yang
dipakai sebelumnya. Pengajaran bahasa Arab dan Persia dihapuskan dari seluruh
fakultas. Buku-buku yang terlanjur dicetak dalam huruf Arab diekspor ke Mesir,
Persia dan India. Pemerintah Turki ingin memutus hubungan Turki dengan masa
lalu keislaman mereka, juga memutus hubungan Turki dengan kaum muslimin di
seluruh negeri Arab dan negeri Islam lainnya. Tahun 1931-1932 M/ 1350-1351 H
pemerintah membatasi jumlah masjid. Mustafa Kemal terus mencerca masjid-masjid.
Dia menutup masjid utama di Istambul dan mengubah Masjid Aya Shofia menjadi
museum, sedang Masjid al-Fatih dijadikan gudang. Tahun 1933 M/ 1352 H
Fakultas Syariah di Universitas Istambul ditutup. Pemerintah juga menghapus
pendidikan agama di sekolah-sekolah khusus. Pada Tahun itu juga Mustafa Kemal
melalui Majelis Nasional (National Assembly) kemudian menyandangkan gelar
Ataturk pada dirinya, yang berarti Bapak orang-orang Turki.
Pada
akhirnya, Pemerintah memerintahkan kaum wanita untuk menanggalkan jilbab dan
membiarkan mereka berkeliaran dimana-mana tanpa mengenakan jilbab. Pemerintah
juga menghapuskan kepemimpinan kaum lelaki atas wanita dengan semboyan demi kebebasan
dan kesetaraan jender. Pemerintah mendorong diselenggarakannya pesta-pesta tari
dan drama-drama yang menggabungkan lelaki dan perempuan. Tahun 1935 M
Pemerintah Turki mengubah hari libur resmi Jumat menjadi hari Minggu yang
dimulai Sabtu Zhuhur hingga Senin pagi.
Sungguh kejamnya penguasa diktator kepada masyarakat muslim yang tidak sejalan dengan pendapatnya. Semua cara dilakukan agar dapat menduduki kekuasaan yang diinginkan. Terkadang apa yang kita anggap baik ternyata serigala berbulu domba yang kelaparan. Dia menghancurkan segala sesuatu yang tidak sejalan dengannya.
Kematian Mustafa
Kemal
Tahun 1938 M, kesehatan Mustafa Kemal Ataturk memburuk, dan
meninggal dunia pada tanggal 10 November 1938/1356 H dalam
kondisi terkena penyakit pengerasan hati (cirrhosis) akibat kecanduan alkohol.
Cairan berkumpul di perutnya secara kronis. Ingatannya melemah, darah mulai
mengalir dari hidungnya tanpa henti. Dia juga terserang penyakit kelamin (GO),
akibat amat sering berbuat maksiat. Untuk mengeluarkan cairan yang berkumpul
pada bagian dalam perutnya (Ascites), dokter mencoblos perutnya dengan jarum.
Perutnya membusung dan kedua kakinya bengkak. Mukanya mengecil. Darahnya berkurang
sehingga Mustafa pucat seputih tulang. Selama sakit
Mustafa berteriak-teriak sedemikian keras sehingga teriakannya menerobos sampai
ke teras istana yang ditempatinya. Tubuhnya tinggal tulang berbalut kulit.
Beratnya hanya 48 kilogram. Giginya banyak yang tanggal hingga mulutnya hampir
bertemu dengan kedua alis matanya. Badannya menderita demam yang sangat
sehingga ia tidak bisa tidur. Tubuhnya juga mengeluarkan bau bagaikan bau
bangkai. Walau demikian, Mustafa masih saja berwasiat, jika dia meninggal maka
jenazahnya tidak perlu dishalati.
“Pada hari
Kamis, 10 November 1938 jam sembilan lebih lima menit pagi, pergilah Mustafa
Kamal dari alam dunia dalam keadaan dilaknat di langit dan di bumi…,” tulis Abdullah
‘Azzam.(eramuslim.com)
Sungguh
kematian yang pantas bagi seorang penghianat, pemabuk, pezinah dan juga seorang
diktator yang kejam terhadap umat Islam. Semua penyakit yang diderita adalah
penyakit yang dia ciptakan sendiri dari kebiasaannya. Bahkan ada pula yang
mengatakan ia menderita penyakit kulit yang sangat parah. Memang banyak masyarakat yang beranggapan bahwa dia adalah seorang bapak bangsa Turki, hal ini dikarenakan
media-media yang menyudutkan Islam agar terlihat buruk. Dan memutarbalikan
fakta bahwa bangsa barat dan orang-orang Yahudi terlihat sebagai pahlawan.
Selain dari pelajaran sejarah yang menganggapnya baik, kaum sekuler juga pasti
menganggapnya pahlawan karena sepaham dengan pemikiran mereka. Tetapi bagi
agama islam, paham sekuler adalah paham yang menghancurkan agama secara
perlahan-lahan. Wallahualam.
Penyusun : Riskyrito
Penyunting : Argha Sena
Referensi : eramuslim.com, perjuanganislami.blogspot.com, voa-islam.com
0 komentar:
Posting Komentar