Ronggowarsito, sosok pujangga Indonesia yang lahir di tanah jawa pada Senin Legi, 15 Maret 1802. Salah satu karya besarnya bernama Serat Kalatidha.
Bakat menulis Ronggowarsito diperoleh dari Raden Tumenggung Sujanaputra, yang juga terkenal dengan sebutan Pangeran Karanggayam, pujangga Kraton Pajang, yang pernah mengarang kitab bernama Nitisruti.
Selain itu kegemaran membaca Ronggowarsito diperoleh dari R.T. Sastranagara, kakeknya yang juga seorang pujangga kraton Surakarta.
Semasa hidupnya dari 1826 hingga 1873, Ronggowarsito telah berhasil menulis 60 judul buku dengan beragam bahasa. Kebanyakan tulisannya berisi tentang falsafah, kebatinan, lakon-lakon wayang, cerita Panji, Dongeng, babad, sastra, bahasa, kesusilaan, adat istiadat, pendidikan, primbon, ramalan, dan sebagainya.
Dalam Ramalannya Ronggowarsito menceritakan tentang bakal datangnya 7 Satria Piningit yang akan muncul sebagai tokoh di kemudian hari dan memimpin sebuah wilayah seluas “bekas” kerajaan Majapahit. Ketujuh satria yang dimaksud oleh Ronggowarsito tersebut masing-masing bernama: Satria Kinunjara Murwa Kuncara, Satria Mukti Wibawa Kesandhung Kesampar, Satria Jinumput Sumela Atur, Satria Lelana Tapa Ngrame, Satria Piningit Hamong Tuwuh, Satria Boyong Pambukaning Gapura, dan Satria Pinandhita Sinisihan Wahyu.
Dari ketujuh Satria yang digambarkan oleh Ranggawarsita itu beberapa kalangan lalu menafsirkannya sebagai berikut:
1. SATRIA KINUNJARA MURWA KUNCARA
- Tokoh pertama ini digambarkan oleh Ronggowarsito adalah sosok pemimpin yang akrab dengan penjara (Kinunjara), pemimpin ini kelak akan membebaskan negeri ini dari belenggu keterpenjaraan (penjajah) dan tokoh ini menjadi sangat terkenal sebagai sosok pemimpin yang tersohor di seluruh jagad (Murwa Kuncara). Banyak tokoh menafsirkan bahwa sosok yang dimaksud oleh Ronggowarsito ini adalah Presiden Soekarno. Berkuasa dari 18 Agustus 1945 – 12 Maret 1967.
2. SATRIA MUKTI WIBAWA KESANDHUNG KESAMPAR
- Tokoh kedua adalah seorang pemimpin yang dikisahkan memiliki harta yang berlimpah (Mukti), disamping itu, sosok pemimpin ini juga memiliki wibawa yang besar/ditakuti (Wibawa). Namun sosok pemimpin ini akan mengalami keadaan yang selalu dipersalahkan, serba dikaitkan dengan segala hal buruk/kesalahan (Kesandhung Kesampar). Banyak orang lalu menafsirkan tokoh tersebut adalah Presiden Soeharto, Presiden Republik Indonesia kedua, pemimpin Orde Baru. Berkuasa dari 12 Maret 1967 – 21 Mei 1998.
3. SATRIA JINUMPUT SUMELA ATUR
- Tokoh ketiga yang digambarkan oleh Ronggowarsito adalah seorang pemimpin yang diangkat/terpungut keadaan (Jinumput). Jadi sosok ini diangkat jadi pemimpin karena situasi pada saat itu. Namun masa kepemimpinan tokoh ini hanya sebentar, sekadar penyambung di masa jeda atau transisi atau sekadar menyelingi saja (Sumela Atur). Banyak orang pun menafsirkan tokoh yang dimaksud adalah Presiden B.J. HABIBIE. Presiden Indonesia ketiga. Berkuasa dari 21 Mei 1998 – 20 Oktober 1999.
4. SATRIA LELONO TAPA NGRAME
- Satria Piningit keempat digambarkan sebagai sosok yang suka mengembara / keliling dunia (Lelana). Tokoh keempat ini juga digambarkan memiliki tingkat kejiwaan yang cukup Religius / Rohaniawan (Tapa Ngrame). Tokoh ini oleh banyak orang ditafsirkan sebagai KH. Abdurrahman Wahid, Presiden Republik Indonesia keempat. Berkuasa tahun 20 Oktober 1999 – 23 Juli 2001.
5. SATRIA PININGIT HAMONG TUWUH
- Tokoh kelima ini muncul dengan membawa kharisma keturunan dari orang tuanya (Hamong Tuwuh). Dan tokoh ini ditafsirkan sebagai Megawati Soekarnoputri. Menjadi Presiden Republik Indonesia dari 23 Juli 2001 – 20 Oktober 2004.
6. SATRIA BOYONG PAMBUKANING GAPURA
- Tokoh keenam ini digambarkan sebagai seseorang yang menempati puncak Kepemimpinannya melalui tahapan berjenjang (Boyong), berpindah tempat (sebelumnya pernah menjabat). Untuk itu, tokoh keenam ini dapat ditafsirkan sebagai mantan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Joko Widodo. Soesilo Bambang Yudhoyono menjabat sebagai presiden setelah “Boyong” (pindah tempat) dari seorang menteri lalu menjadi Presiden. Dan Presiden Joko Widodo “Boyong” dari Walikota, Gubernur, lalu Presiden. Tokoh keenam ini akan selamat memimpin bangsa ini dengan baik manakala mau dan mampu mensinergikan dengan kekuatan Sang Satria Piningit atau setidaknya dengan spiritualis sejati seorang satria piningit, yang hanya memikirkan kemaslahatan bagi seluruh rakyat Indonesia sehingga gerbang mercusuar dunia akan mulai terkuak. Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono berkuasa dari 20 Oktober 2004 – 20 Oktober 2014 dan Presiden Joko Widodo menjadi Presiden Indonesia dari 20 Oktober 2014 – sekarang.
7. SATRIA PINANDHITA SINISIHAN WAHYU
- Tokoh ketujuh digambarkan oleh Ronggowarsito sebagai sosok pemimpin yang sangat Religius. Sampai-sampai digambarkan seperti seorang Resi Begawan (Pinandhito) dan tindakannya selalu berdasar pada hukum / petunjuk Allah SWT (Sinisihan Wahyu). Mungkinkah setelah presiden Joko Widodo muncul Satri Pinandhita Sinisihan Wahyu? Yang bakal membawa Indonesia menjadi negara yang “Gemah Ripah Loh Jinawi”. Siapa Satria Piningit dimaksud? kita tunggu saja kehadirannya.
Demikian gambaran 7 sosok pemimpin Indonesia yang banyak orang mengatakan masuk dalam enam kriteria Ramalan Ronggowarsito 2 abad lalu. Untuk kriteria Satria Piningit ke-7, sosok tersebut belum hadir di tengah kita. Entah benar atau tidaknya ramalan itu, setidaknya Ramalan Ronggowarsito ini telah memperkaya khasanah budaya bangsa Indonesia.
Sumber: suaramerdeka.com
0 komentar:
Posting Komentar