Ilustrasi Iblis
kita sebagai umat muslim pasti sudah tahu mengenai kisah iblis yang diusir dari surga karena kesombongannya dan menolak perintah Allah SWT untuk memberikan penghormatan kepada Nabi Adam AS.
Namun ternyata Iblis juga pernah sekali ingin bertaubat dan memohon ampunan kepada Allah Sang Maha Pencipta. Dijelaskan oleh Ibnu Asakir dalam kitabnya At Tarikh Dimasyq, pernah iblis menemui Nabi Musa AS untuk memohonkan ampun atas dirinya dan dosa-dosa yang telah diperbuat kepada Allah SWT.
Dikisahkan dari Ibnu Umar , suatu ketika iblis datang kepada Nabi Musa AS. Iblis berkata, "Wahai Musa, engkau adalah manusia pilihan Allah SWT dengan risalah kenabian dari-Nya, dan Allah berbicara kepadamu dengan pembicaraan yang secara langsung. Dan aku (iblis) adalah ciptaan-Nya yang dulu pernah berbuat dosa, dan saat ini aku ingin bertaubat atas dosaku itu. Maka tolonglah aku, mohonkanlah kepada Allah keringanan bagiku kepada Tuhanku Yang Maha Agung dan Mulia agar Dia menerima taubatku."
Setelah mendengarkan permintaan Ibis, kemudian Nabi Musa AS berdoa kepada Allah. Maka, Allah Ta'ala berfirman kepada Nabi Musa AS, "Wahai Musa, Aku telah mengabulkan permohonanmu (Allah SWT Yang Maha Pengampun menerima taubat Iblis)."
Tetapi, Allah SWT mewahyukan kepada Nabi Musa AS. Yakni syarat diterimanya taubat iblis, ialah dengan dengan memberikan sujud penghormatan di kuburan Nabi Adam AS yang dulu belum dilakukan oleh Iblis.
Ketika Nabi Musa AS bertemu dengan iblis, Musa AS menyampaikan hal tersebut dan berkata, "Engkau diperintahkan oleh Allah SWT untuk bersujud (sujud penghormatan) kepada Adam AS di kuburannya, maka Allah Ta'ala akan menerima taubatmu."
Mendengar perkataan Nabi Musa tersebut, iblis kembali merasa sombong dan marah, sambil berkata, "Saat Adam hidup saja aku tidak mau bersujud kepadanya, apalagi saat ini ketika ia telah mati."
Iblis kembali berkata, "Wahai Musa, sungguh engkau memiliki hak atasku karena dirimu telah memohonkan keringanan kepada Tuhanku. Ingatlah dariku dalam tiga keadaan supaya engkau selamat dari kebinasaan:
Pertama, ingatlah aku saat dirimu marah, karena saat itu akulah yang berbisik dalam hatimu dan pandanganku ada dalam pandanganmu, aku masuk ke dalam dirimu melalui alirah darah.
Kedua, ingatlah aku ketika engkau dalam peperangan, karena sesungguhnya akulah yang mendatangi manusia saat peperangan, lalu aku ingatkan mereka akan anak dan istrinya hingga akhirnya pun mereka lari dari peperangan.
dan yang terakhir, janganlah engkau duduk bersama perempuan yang bukan mahrammu, karena aku adalah perantaranya kepadamu dan perantaramu kepadanya (untuk berbuat zina).”
Dari kisah tersebut, ada tiga keadaan yang membuat Iblis beserta bala tentaranya akan efektif menguasai manusia. Yaitu saat marah, saat berkecamuknya peperangan, dan saat berduaan dengan wanita yang bukan muhrim (apalagi kalau kita suka padanya).
Hal ini sangat logis, karena dalam tiga situasi tersebut, kondisi psikologis seseorang sangat labil. Sehingga seseorang berpotensi untuk bertindak di luar kendali "akal sehatnya". Pada saat marah, setan akan membangkitkan nafsu amarah di dalam hati, hingga seluruh kejelekan bisa masuk ke dalam diri kita. "Marah adalah kunci dari segala keburukan dan kejahatan," demikian Imam Ja'far As Shiddiq mengungkapkan.
Wallaahu a’lam
Penyunting : elanurhidayah
0 komentar:
Posting Komentar