Sudah banyak penemuan sejarah mengenai peradaban manusia-manusia lampau di muka bumi ini. Mulai dari peradaban di zaman prasejarah hingga peradaban di zaman yang lebih maju dari itu. Tak terkecuali dari benua Amerika. Suku-suku Indian merupakan penduduk awal yang mendiami benua tersebut. Dikabarkan mereka berasal dari Asia yang mengarungi Selat Bering untuk bisa sampai di sana. Di antara para Indian, ada tiga suku besar yang telah mengenal tinggi kebudayaan dan religi.
Mereka ini ialah Suku Inka yang berada di Peru, Amerika Selatan, kompleks suku ini berpusat di Cuzco. Kemudian ada Suku Maya yang berada di Meksiko, Amerika Tengah, kompleksnya berpusat di Yucatan. Serta Suku Aztec yang berpusat di Tenochtitlan, Meksiko, Amerika Tengah. Ketiga suku ini memiliki kebudayaan yang hampir sama.
Dalam kebudayaan tiga suku ini memiliki kepercayaan menyembah patung yang dianggap menjembatani manusia dengan dewa, serta mengadakan upacara persembahan dengan mengorbankan tumbuhan, binatang, bahkan manusia. Namun di antara ketiga suku tersebut, suku Aztec lah yang bisa sedikit jelas pembuktiannya. Melalui sejarah lisan atau legenda maupun dari dokumen tertulis abad 16 dan 17 yang merupakan laporan saksi mata penakluk Spanyol, penemuan arkeologi, dan naskah kuno.
Asal-usul Suku Aztec
Menurut legenda, suku ini berasal dari suatu tempat bernama Aztlan yang sebenarnya tidak diketahui secara pasti lokasi keberadaannya. Aztlan sendiri memiliki makna “tempat yang putih” atau “tempat burung kuntul”. Dari sejarah lisan suku Aztec diketahui bahwa selama bertahun-tahun mereka mengembara mencari tempat tinggal. Hingga pada tahun 1200-an mereka sampai di Lembah Meksiko yang telah didiami orang Indian lain.
Sempat menetap di suatu wilayah yang dihuni banyak ular namun kemudian diusir oleh raja lokal. Sekitar tahun 1325 mereka tiba di sebuah pulau kecil di Danau Texcoco dan memutuskan untuk membangun pemukiman yang sekarang dikenal dengan sebutan kota Tenochtitlan. Nama Aztec sendiri dianggap tidak asli karena mereka menyebut diri sebagai Tenocha, Mexica atau Mexicacolhua.
Kepercayaan Suku Aztec
Suku Aztec memiliki tradisi dan ritual yang cukup rumit. Itu disebabkan oleh kepercayaan mereka pada banyak dewa atau yang disebut Politheis. Setiap berhasil menaklukkan sebuah wilayah, suku Aztec menambahkan semua dewa dari wilayah taklukan tersebut ke agama mereka. Suku Aztec meyakini bahwa bantuan para dewa untuk keberlangsungan hidup mereka membutuhkan imbalan berupa pengorbanan.
Bahkan mereka sanggup mengorbankan lidah, telinga, dan alat kelamin demi mendapat bantuan yang sangat penting. Dalam kepercayaan suku ini terdapat tiga dewa utama yaitu Huitzilopochtli, Quetzalcoatl, dan Tezcatlipoca yang diyakini telah mengorbankan diri dengan memberikan jantung mereka kepada matahari. Sehingga hal tersebut semakin membuat suku Aztec yakin bahwa jika mereka tidak melakukan pengorbanan maka matahari tidak akan pernah terbit lagi.
Ritual Pengorbanan Manusia
Sejarah menyebut bahwa ritual Suku Aztec telah menyebabkan hilangnya puluhan ribu lebih nyawa manusia. Darah dan jantung para tumbal dianggap sebagai air yang berharga bagi para dewa. Upacara pengorbanan dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu memilih korban, kemudian korban dibawa ke altar dalam kuil atau piramida, barulah pendeta melakukan eksekusi dengan cara menyayat dada dan mengambil jantung ketika korban masih hidup, lalu membakar jantung tersebut, terakhir mayat korban dilempar dari atas piramida.
Beda halnya dengan cara pengorbanan untuk persembahan bagi Huehueteotl, di mana korban dilemparkan ke dalam api kemudian ditarik keluar sebelum mati untuk diambil jantungnya yang kemudian dibakar. Para pendeta bahkan memakan daging dan meminum sebagian darah korban ritual. Pengorbanan anak-anak dilakukan pada musim semi untuk Dewa Hujan. Sedangkan pengorbanan perawan untuk Dewi Xochipilli, dan seorang pria tampan bersama empat gadis yang dikencaninya untuk Dewa Tezcatlipoca.
Beberapa Teori Mengenai Alasan Ritual Pengorbanan Manusia
Meski sejarah mengatakan bahwa ritual sadis suku Aztec adalah untuk persembahan bagi dewa-dewi, tetap ada saja yang memberi penyangkalan. Seorang antropolog bernama Michael Harner berpendapat bahwa pengorbanan manusia tersebut merupakan kanibalisme karena suku Aztec tidak memiliki cukup daging untuk makanan mereka.
Namun diketahui bahwa suku Aztec menghasilkan jagung, kacang, serta beternak ayam dan kalkun sehingga dapat menjadi sumber protein dan vitaminnya. Hipotesis lain menyebut pengorbanan tersebut untuk mengurangi jumlah penduduk. Ada pula pendapat lain yang mengatakan tujuannya adalah untuk menakut-nakuti para pembangkang atau pemberontak. Sebagian besar yang menjadi korban adalah tawanan perang dan orang-orang dalam suku yang bersalah.
Sejatinya, di balik kesadisan ritual suku Aztec, ada pula hal-hal positif mengenai mereka. Di antaranya adalah kemajuan peradaban di masanya. Dikatakan bahwa ilmu pengetahuan mereka lebih baik dibanding bangsa Spanyol. Kesenian, olahraga, sistem ekonomi, dan sistem organisasi pun tidak bisa diremehkan. Suku ini juga terbilang cerdas dengan keahliannya membuat tembikar, patung, gambar, serta bangunan-bangunan artistik yang membuat manusia modern berdecak kagum.
Sumber :
1). https://www.boombastis.com/suku-aztec/85478
1). https://www.boombastis.com/suku-aztec/85478
0 komentar:
Posting Komentar